
Medan (Inhum). Gebyar Festival Islam Modern (GFIM) yang diselenggarakan oleh MAN 2 Model Medan merupakan langkah yang baik dan penuh inovatif dalam karya dan seni Islam, oleh karena itu Kegiatan ini harus menjadi budaya Islam kearifan lokal. Demikian ungkap Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Moh. Isom Yusqi, M.Ag dalam rangka membuka secara resmi Gebyar Festival Islam Modern (GFIM) MAN 2 di lapangan utama pada Jumat (23/9) pukul 08.30 WIB.
Isom Yusqi melanjutkan Gebyar Festival Islam Modern merupakan cara dari MAN 2 Model Medan untuk membudayakan syiar Islam, jika hal ini sudah membudaya di Sumatera Utara maka itu akan menjadi identitas kearifan lokal di Sumut, pada saat ini umat Islam harus berpikir inovatif, kreatif ke depan, perubahan zaman yang diiringi dengan kemajuan teknologi tidak bisa dihindari lagi, untuk itu salah satu cara menyikapinya adalah dengan desar ketakwaan kepada Allah swt dan dengan GFIM ini.
Yusqi menambahkan Perubahan zaman itu dapat dilihat melalui tiga elemen, pertama melalui globalisasi, kedua perubahan iklim dan ketiga melalui urbanisasi, dari ketiga hal ini, dunia sudah menjadi satu kesatuan dengan perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari, profesi-profesi yang ada saat sekarang ini dituntut untuk menjadi profesi yang global mendunia, perpindahan penduduk internasional tidak dapat dihindari, untuk itu budaya islam jangan sampai hilang identitasnya karena tiga hal ini, kita harus mempertahankannya, salah satu caranya dengan GFIM ini.
Dalam kesempatan itu Kepala MAN 2 Model Medan Wuri Tamtama Abdi, S.Pdi, M.Pd yang menyambut kehadiran Direktur KSKK Madrasah Kemenag RI menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadirannya di madrasah religius dan penuh dengan gudang prestasi.
“Kegiatan Gebyar Festival Islam Modern (GFIM) merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan MAN 2 Model Medan sampai sesi ke-5, sebenarnya kegiatan ini sebelumnya bernama Gebyar muharram, yang diselenggarakan tiap tahun dalam menyambut tahun baru hijriah, namun karena Covid-19 kegiatan ini terhenti 2 tahun, untuk itu MAN 2 mencoba mengadakannya kembali pada tahun ini dalam format yang berbeda dan lebih semarak, dan ternyata alhamdulillah dugaan ini benar, total peserta tahun ini membludak sampai 973 orang yang diikuti 67 madrasah/sekolah tingkat Sumatera Utara,” kata wuri.
Kegiatan GFIM ini memperebutkan tiga piala bergilir sekaligus yaitu piala Juara Umum untuk eksternal dari anggota DPD asal Sumut Dr. H. Dedy Iskandar Batubara, S.Sos., SH., M.S.P, Piala bergilir dari Kakanwil Kemenag Sumut Drs. H. Abd. Amri Siregar, M.Ag dan piala bergilir untuk internal MAN 2 yaitu dari Bapak Kepala MAN 2 Model Medan.
Hadir dalam acara pembukaan Gebyar Festival Islam Modern (GFIM) yaitu Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sumut H. Erwin Pinayungan Dasopang, M.Si dan Kasi Kurikulum dan Kesiswaan bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Sumut Bapak H. Syawaluddin Matondang, SE, MM, Ketua kelompok kerja pengawas (Pokjawas) madrasah provinsi Sumatera utara Hj. Yanizar Bahari, S.Ag, M.Pd, Kasi Penmad Kemenag Kota Medan H. Yose Rizal, S.Ag, MM.
Adapun perlombaan dalam kegiatan Gebyar Festival Islam Modern (GFIM) yaitu Musabaqah Hifzhil Quran 101 peserta, Musabaqah Tilawatil Quran 85 peserta, Syarhil Quran 132 peserta, Pidato Bahasa Arab eksternal 71 peserta, Cerdas Cermat Islam 132 peserta, Puisi eksternal 88 peserta, Kaligrafi 65 peserta, B.arab internal 23 peserta, Azan 55 peserta, Puisi islami 46 peserta, Poster 50 peserta, Da’i 38 peserta, Tartil 54 peserta.